Review Qantas Airways Rute Jakarta - Sydney - Melbourne

Good day, mate!! :)

hueuehehehe halo semua. Lama tak bersua. Been having so much going on lately (mulai dari kelarnya per-TA-an, wisuda, dll.) sampai lupa untuk update blog. Oke, jadi saya, ayah, ibu, adik, dan sepupu habis liburan ke Australia (Sydney dan Melbourne) tanggal 9-16 Oktober 2016 kemarin. Dalam beberapa post ke depan, rencananya saya bakal ngepost tentang pengalaman saya selama disana dan hal-hal random lainnya. Nah, post ini adalah post pertama :3

Post pertama ini akan didedikasikan untuk maskapai yang membuat kami bisa sampai di Aussie dengan selamat, the Australian pride - Qantas Airways.

Disclaimer: Qantas dibacanya Kwantas. Kalau pas check-in sama mbak-mbak bule, harap diingat ya cara pengucapan ini karena kalau gak nanti mereka bingung :( Tapi kalau sama mbak-mbak Indo, bilang 'kantas' aja....kalau bilang kwantas nanti malah diketawain -___- (pengalaman pribadi wkwk)

Mamake bersama miniatur pesawat Qantas


Kenapa review Qantas jadi post pertama? Karena sumpah, sulit sekali cari review Qantas yang berbahasa Indonesia. Saya pribadi menganggap airline review itu penting karena directly menyangkut nyawa..... Okee, here we go.

Harga

Total, saya melakukan 4 kali flight selama seminggu disana. Jakarta-Sydney, Sydney-Melbourne, Melbourne-Sydney, Sydney-Jakarta. Total yang dikeluarkan per orang untuk tiket adalah kurang lebih 8,5 juta. I personally think this is a good bargain, although not the cheapest. Perlu diingat bahwa Qantas memberikan full-service, sehingga jangan bandingin dengan naik Air Asia yang LCC (Low Cost Carrier) yaa karena pasti harganya beda. Dan perlu diingat bahwa Australia itu adalah 'rumahnya' Qantas. Sehingga, kalau teman-teman beli tiket multicity kaya saya, akan jauh lebih murah pake Qantas. Kecuali teman-teman hanya berniat untuk pergi ke satu city, maka bisa jadi pake maskapai full service lain lebih murah.

Food

Sejujurnya banget untuk long-hour flight, saya baru pernah pake Garuda dan Air Asia, selain Qantas. Jadi, mungkin pendapat saya yang ini bias buat orang-orang yang terbiasa long-hour flight pakai SQ, Emirates, dll.

Jadi, beberapa saat setelah tanda sabuk pengaman dimatikan, crew akan membagikan menu card gitu. Jadi disitu dijelasin kita dapat makanan apa aja. Untuk 6 hour flight Jakarta-Sydney dan sebaliknya, biasanya dapat 1 meal yang bisa dipilih (ini tipe makanan berat, kaya nasi kari daging, ikan dibumbu lemon, bihun seafood, dll), 2 kali snack (biasanya roti atau cake), dan 1 makanan agak berat yang gak bisa milih (semacam hot muffin and milk gitu biasanya buat makan pagi kalau penerbangan malam). Untuk minum, ada dari soda, lemonade, mineral water, teh kopi, susu, sampe alkohol. Oh iya, buat yang suka minum, disini ada beberapa jenis alkohol (yang saya gak paham namanya) yang bisa diminum free, kayanya ada vodka dan wine gitu sih.

Anyway, saya pribadi merasa makanan dari Qantas terbilang oke kok. Gak yang enaaaak banget atau yang 'eeewh' banget. Rasanya sesuai dengan yang seharusnya. Saya pribadi, dibanding main course, malah lebih suka sama snack dan hot muffinnya. Btw ini sedikit cuplikan beberapa makanan yang saya makan.



Satu hal yang menarik dan lupa saya foto adalah, biasanya di makanan qantas itu atau di snacknya ada list kandungan gizi nya (?). Kaya berapa kalori, berapa gram gula, dll dll. Gak di semua makanannya sih, cuma saya pribadi cukup amaze sendiri sih melihat mereka sangat concern dengan kebutuhan penggunanya.

Intinya, kalian gak akan kelaperan sama sekali. Malah kadang, cakenya saya bungkus karena kekenyangan :(

In-flight Entertainment

Nah, untuk long-hour flight, hal ini jadi krusial :))) Sedikit cerita, jaman saya naik Air Asia ke Korea yang makan waktu 8 jam, saya gak nyewa in-flight entertainment nya. Dan? Sumpah bosen parah. Mayan menyiksa sih apalagi kan kursi di maskapai tersebut agak lebih 'padat' :))

Oke, nah. Jadi impresi awal saya untuk in-flight entertainment flight Jakarta-Sydney itu bagus banget. Film-filmnya cukup update, headphone nya jalan. Touch screennya gak lemot. Pokoknya menjalankan fungsinya dengan baik.

Itu layar kecil itu in-flight entertainmentnya (feat. Bapake dan Mamake)

Sayangnya banget, untuk tiga flight saya yang lainnya, tidak semulus itu :( Mungkin tiga pesawat yang lain yang saya pakai agak lebih tua, jadi in-flight entertainmentnya beda teknologi.. Serius deh, harus pake remote, udah gitu headphone gajalan, udah gitu sempet remote gabisa dikeluarin karena rusak, udah gitu filmnya juga bener-bener terbatas.. Jadi di 3 flight lainnya, saya bener-bener cuma nongkrongin flight path aja saking gabisa dapat hiburan dimana-mana lagi -____-

Untuk ini, Garuda menang jauh. (Well, dari ranking juga sebenernya Garuda masih diatas Qantas sih..)

Safety

Qantas pernah dapat predikat airline teraman dengan rekor 0 meninggal (bukan 0 kecelakaan). Yah, semuanya juga kehendak Allah sih ya pada akhirnya. Tapi, sejujurnya banget, saya merasakan bahwa Qantas memang menomorsatukan keamanan. How can i say that?
  1. Safety videonya menarik banget! Featuring tempat-tempat wisata di Australia. 'Minta ditonton' banget. Jadi 'mau gak mau' memperhatikan safety instruction
  2. Semua patuh dengan tanda 'seat belt on'. Even pramugari ga boleh lalu lalang kalau tanda sabuk pengaman sedang dinyalakan
  3. Pilot secara frequent memberi tahu keadaan cuaca, atau apakah akan ada turbulence. Pernah nih lagi santai, tiba-tiba ada pengumuman 'please expect some turbulence in 10 minutes'. Dan bener aja ada turbulence. Meski setelah itu pilot bilang juga bahwa Qantas selalu berusaha memastikan keamanan penumpang.
  4. Pilot nya jago.... Soal ini, saya sudah sering baca beritanya bagaimana beberapa pilot Qantas melakukan penyelamatan yang luar biasa. Tapi pas kemarin terbang pakai Qantas, kerasa banget bahwa beliau-beliau memang sangat ahli. Pernah turbulence lumayan hebat (padahal udah sampai ngulang ayat kursi berkali-kali), dan terus si pilotnya (mungkin ya) minta izin meningkatkan altitude hingga turbulence sama sekali gak kerasa

Others

Kenyamanan terbang dapat sangat saya rasakan pas kemarin terbang pakai Qantas. Ada satu titik dimana saya lupa bahwa saya lagi di udara, saking tenangnya dan gak ada turbulence sama sekali.

Saya juga notice bahwa kelas ekonomi qantas ini cukup lebar dan nyaman. Dalam artian, saya gak begitu merasa pegal-pegal menggunakan Qantas untuk long-hour flight. Mungkin sama Garuda, sama besarnya kali ya.

Crewnya baik kok, tapi beda dengan di Indo, crew Qantas kebanyakan sudah agak tua relatif terhadap crew Garuda ya. Saya prediksi mungkin di usia 35-40 rata-rata. Dan banyaknya laki-laki, gak tahu kenapa. Sayangnya, crew qantas itu beberapa kali skip makanan saya. Mungkin karena pusing kali ya banyak yang dilayani (apalagi kalau ternyata waktu sampenya lebih cepet dari yang diduga, mereka bakal agak panik bagiin makanannya). Tapi pas saya minta dan bilang belum dapat, dia langsung minta maaf.

Masih soal crewnya, mereka lebih vokal, literally. Misal nih Mbak A ada di bagian deket ekor sebelah kiri, mau minta Mbak B yang ada di deket sayap untuk operin makanan X, Mbak A akan teriak aja. Beda mungkin dengan crew Garuda yang akan memilih untuk memutar dan mengambil makanan X itu sendiri. Yah, wajar ya Garuda dapat best airline crew #IndonesianPride huehe


All in all, menurut saya naik Qantas itu worth the penny. Untuk safety, menurut saya Qantas sangat-sangat oke dibanding beberapa maskapai lain yang pernah saya gunakan. Sedikit tips, buat yang mau pergi ke Melbourne, akan lebih baik gunakan Garuda saja karena Qantas tidak menyediakan direct flight (hub nya dia di Sydney, jadi harus mampir Sydney dulu). Tapi buat yang mau multicity dan singgah di Sydney, maka Qantas menurut saya lebih baik secara total monetary value.

Sekian!!




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Biaya Hidup (Living Cost) Kuliah di Groningen, Belanda

[Cerita] Magang di Accenture Indonesia yuk!

[Cerita] Interview Magang di Traveloka