Perpanjang Paspor cuma Pakai e-KTP!

Hallo!!

Di postingan super random hari ini, sambil menunggu waktu buka, saya mau ceritain pengalaman waktu perpanjang paspor kemarin (26 Mei 2017). Kenapa saya mau share? Karena ternyata sekarang perpanjang paspor biasa caranya sangat mudah dan I'd like to share to y'all :) Cekidot!


Tempat Perpanjang Paspor

Kebetulan, saya ber-KTP Bandung, dan paspor saya yang sebelumnya juga dikeluarkan oleh kantor imigrasi Kelas 1 Bandung. Sebenarnya, sebaca saya di Internet sih katanya perpanjang paspor gak harus di daerah asal. Namun, saya pribadi memilih perpanjang di Bandung karena sekalian cuti di hari kejepit saja :)))) hehehehe

Untuk yang orang Bandung, saya punya tips nih. Cobain perpanjang paspor di Unit Layanan Paspor, Kantor Imigrasi Bandung, yang di Jalan Soekarno Hatta No. 162 sebelah gedung Bandung Convention Center. Namanya di Gedung Binacitra di lantai 3.

Pic: Suasana di Lantai 3 Gedung Binacitra


Kenapa saya pilih disini? Pertama, karena dekat rumah. Kedua, karena belum banyak yang tau jadi lebih leluasa (Dulu, pernah perpanjang di Suci dan entah kenapa saya merasa disana pahibut gitu). Ketiga, kantornya lebih nyaman, "segala ada", dan tidak panas :)

Bedanya dengan di Suci, disini sehari cuma ada 100 kuota (Kalau di Suci, 200). Tapi, kata Pak Satpam nya, on normal day, antriannya bahkan gak sampai 100 :)

Syarat Perpanjang Paspor Biasa

Sebelum saya jelaskan, mohon take a note bahwa yang saya perpanjang adalah paspor biasa, bukan e-passport. Saya pribadi memilih perpanjang paspor biasa karena prosesnya yang hanya 3 hari kerja, sedangkan e-passport itu 15 hari kerja. Kebetulan saya membutuhkan paspor saya sesegera mungkin untuk pengurusan visa pelajar. Jadi, syarat-syarat ini mungkin tidak berlaku untuk perpanjangan paspor ke e-passport.

Dan juga, syarat perpanjang paspor ini memang berubah per 9 Mei 2017 (boleh cek gambar di bawah). Tadinya, syarat perpanjang paspor dan bikin baru itu sama. Tapi alhamdulillah sekarang dibedakan :)

Pic: Pengumuman syarat perpanjang paspor biasa


Berikut syarat perpanjang paspor biasa berdasarkan pengalaman saya:
  1. Paspor lama beserta fotokopinya halaman depan yang ada ttd dan belakang yang ada alamat (difotokopi di A4)
  2. E-ktp beserta fotokopinya halaman depan dan belakang (difotokopi di A4 ya!!!! Awas nanti disuruh ngulang fotokopi kalau fotokopian ktp nya dipotong.)
  3. Materai 6000 satu buah (katanya sih kalau keperluan Umroh itu perlu materai 2 buah, tapi itu juga saya denger-denger aja)
  4. Pulpen hitam (harus hitam) buat isi formulir disana (Nanti ada formulir yang harus diisi dan gak ada yang menyediakan pulpen, jadi bawa pulpen hitam ya!)
That's all :) Gak perlu akte, gak perlu KK, gak perlu ijazah, gak perlu surat keterangan pegawai. Simpel banget kan! :D

Btw, another tips, fotokopinya dari rumah aja. Bawa materai dari rumah juga. Karena sumpah ngantri fotokopi aja sejam sendiri :(

Pic: Antrian fotokopi

Biaya dan Waktu Perpanjang Paspor Biasa

Saya perpanjang paspor biasa 48 halaman. Berdasarkan receipt yang saya terima, biaya paspor nya 300.000 dan biaya input data biometrik (sidik jari) nya 55.000. Jadi total biaya yang saya keluarkan (diluar fotokopi dan materai) itu 355.000. Harga ini akan berbeda untuk e-passport ya.

Oh iya seperti yang saya mention di atas, paspor bisa diambil 3 hari kerja setelah biaya pembuatan paspor dibayarkan. Pengambilan paspor bisa diwakilkan orang yang berada di Kartu Keluarga yang sama dengan ybs. Jadi pas ambil katanya sih bawa fotokopi KK kalau mau diwakilkan.

Tips Perpanjang Paspor

Karena, menurut saya, cara perpanjang paspor itu tinggal ikutin alur, saya mau ceritain tips and trick agar pengalaman perpanjang paspor kalian jadi lancar dan menyenangkan :)
  1. Datanglah jam 5 pagi. Ini serius. Ketika datang jam 5 pagi, kalian langsung antri saja (tanya satpam) untuk mendapat nomor kuota. Saya sendiri datang jam 5.10 dapat nomor ke 18. Nomor kuota akan dibagikan sekitar jam 7. Jadi saya memang literally mengantri selama 2 jam. Oh iya, orang-orang pada galak loh jadi jangan berpikir bisa menyerobot antrian ;)
  2. Antri nomor kuota tidak bisa diwakilkan. Saya ulangi, tidak bisa diwakilkan. Mau ngantriin buat anaknya kek, kakeknya kek, bapaknya kek, tetep ybs harus datang. Physically present. Karena pas bagiin nomor kuota, satpam mengecek kelengkapan berkas. Nomor kuota hanya akan diberikan ke ybs yang syaratnya lengkap. Ada kejadian dimana bapak-bapak ngotot minta nomor kuota dengan alasan untuk anaknya (kebetulan syarat yang dibawa punya anaknya, tapi yang ngantri bapaknya. Husnudzon nya sih bener bapaknya ya hihi). Tapi satpam ngotot juga tetep gamau ngasih nomor antrian (bravo!!) karena takut bapaknya calo. Alhasil bapaknya ya harus balik badan. Ini juga yang jadi alasan saya senang dengan pelayanan di Imigrasi Soetta Bandung ini, meminimalisir adanya calo :)
  3. Dari rumah, usahakan sudah memfotokopi syarat, beli materai, dan bawa pulpen hitam ya.
  4. Jangan pakai celana pendek dan sendal. Harus pakai baju berkerah, celana dan sepatu yang rapi. Ini untuk dokumen resmi loh jadi bisa-bisa diusir kalau gak rapi.
  5. Ketika wawancara, jangan sekali-kali bercanda. Ingat, jangan bercanda. Harus jelas juga rencananya mau kemana. Ini pengalaman pribadi saya ketika orang disebelah saya bercanda sama petugas lalu petugas malah curiga. Jadi ybs malah disuruh pindah meja dan diwawancarai petugas khusus. Tbh, bukan becandanya sih yang bikin dia kaya gitu, tapi inkonsistensi jawabannya. Ditanya "adik ada berapa" jawabnya 2, tapi di KK cuma ada 1. Pas ditanya kenapa, jawabnya gatau. Ditanya "mau kemana", bilangnya "gimana tiket promo". Yha...................... akhirnya ibu pewawancara bete juga kan. Feeling saya sih permohonan paspornya ditolak, wong notes dari ibunya banyak banget di formulir ybs.

Sekian post saya kali ini. Pokoknya jangan takut, sekarang urus paspor lebih mudah! Meski saya berharap sistem antrian online segera "dikembalikan" dan juga urus e-passport ga cuma di Jakarta, tapi tetap saja ini sebuah kemajuan yang baik untuk Imigrasi.

Ciao!!


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Biaya Hidup (Living Cost) Kuliah di Groningen, Belanda

[Cerita] Magang di Accenture Indonesia yuk!

[Cerita] Interview Magang di Traveloka