Groningen, Kota Pelajarnya Belanda
Halo semua!
Hari ini aku mau bahas soal tempatku belajar, yaitu Kota Groningen (bacanya Khhhroningen ya pake kho wkwk). Aku notice bahwa akhir-akhir ini traffic blogku meningkat, terutama post-post mengenai studi di Belanda. Emang lagi musim pendaftaran buat intake 2018 yak?
Oleh karena itu, aku mau sekalian deh bahas soal Groningen, mumpung kalian lagi pada tertarik buat cari kampus dan beasiswa. Semua yang akan aku ceritakan ini berdasarkan pengalamanku sendiri, apa yang aku observe dan yang kudengar dari teman-temanku. Aku kebetulan tidak ngambil kelas tentang kota Groningen, jadi mungkin aku gak bisa memberi kalian facts and figures ya, kalian bisa cari itu sendiri di Google.
Hari ini aku mau bahas soal tempatku belajar, yaitu Kota Groningen (bacanya Khhhroningen ya pake kho wkwk). Aku notice bahwa akhir-akhir ini traffic blogku meningkat, terutama post-post mengenai studi di Belanda. Emang lagi musim pendaftaran buat intake 2018 yak?
Oleh karena itu, aku mau sekalian deh bahas soal Groningen, mumpung kalian lagi pada tertarik buat cari kampus dan beasiswa. Semua yang akan aku ceritakan ini berdasarkan pengalamanku sendiri, apa yang aku observe dan yang kudengar dari teman-temanku. Aku kebetulan tidak ngambil kelas tentang kota Groningen, jadi mungkin aku gak bisa memberi kalian facts and figures ya, kalian bisa cari itu sendiri di Google.
Foto Academic Building RUG di City Center
Kota yang Kondusif buat Belajar
Groningen, bisa kubilang, merupakan kota yang relatif kecil kalau dibandingkan sama Rotterdam atau Amsterdam, tapi merupakan kota yang kondusif buat belajar. Disini ada 2 Universitas utama, yaitu University of Groningen (RUG), dan Hanzehogeschool. Baik RUG ataupun Hanze sama-sama memiliki kampus yang tersebar di seluruh penjuru kota. Makanya, tagline dari kedua uni tersebut adalah the city is our campus.
Kenapa kubilang kondusif? Yang jelas, kalian gak akan ribet bersaing sama turis. Fakta loh sis. Gini, kalian kan jauh-jauh ke Belanda dengan niat menimba ilmu, bayangkan kalau kalian mau grocery shopping, atau sepedaan ke kampus, bukannya cepet tapi malah kejebak sama lautan turis yang lagi sibuk foto-foto dan tidak mengerti aturan setempat.
Poin lain, kalian gak akan teralihkan fokusnya untuk berjalan-jalan. Nah, kalau kalian di Groningen, hari biasa pasti kalian fokus belajar karena kotanya bukan kota wisata sehingga fasilitas-fasilitas yang ada bukan fasilitas penunjang wisata. Simpelnya, kalian gak akan kepikiran jalan-jalan weekdays di Groningen wong gak ada apa-apa WKWKWK. Gak ada kepikiran menikmati cafe pinggir kanal sore hari seperti di Amsterdam, wong cafe pada di city center dan kagak menghadap kanal.
Terus, kalian pasti termotivasi untuk belajar karena rata-rata orang-orang pada nongkrongnya di Perpus (atau kita biasa sebut UB). Di UB ya buka laptop, baca jurnal, ngerjain tugas. Kenapa? Ya itu tadi, mau jalan-jalan kemana wong gak ada rekreasi #sedih
Tapi justru karena dia kondusif buat belajarlah aku merasa beruntung milih Groningen.
Salah satu sudut RUG di Zernike
Home to top 100 University
Jadi, tiap tahun, RUG selalu masuk top 100 University dunia. Kalau gak salah RUG ada di posisi 60an atau 80an, tergantung siapa organisasi yang meranking. Jadi, kuliah disini gak main-main. Gak gampang. Dan juga sangat bergengsi. Bukan cuma karena kotanya yang nyaman buat para pelajar, ya emang University nya juga bagus banget.
Kemarin di acara penyambutan mahasiswa baru, seorang Professor di RUG yang baru saja mendapat nobel prize, menjadi pembicara. Namanya Prof Ben Feringa dari Kimia.
Jurusanku, jurusan Marketing, juga merupakan jurusan Marketing nomor 1 di Belanda dan top 5 di Eropa. Specialization-ku: Marketing Intelligence, baru ada di RUG doang. Jadi aku sangat bangga kuliah disini :)
Prof. Ben Feringa
Ranking Marketing RUG
Biaya Hidup Relatif Murah
Seperti Jogja untuk Indonesia, Groningen untuk Belanda juga punya karakteristik yang mirip. M U R A H.
Aku habis ini berencana untuk bikin post soal biaya hidup di Groningen lengkap dengan pricelist (mantap gak), cuma karena aku baru kelar ujian jadi belum lengkap bahan tulisannya, stay tune ya!
Ini merupakan salah satu alasan kenapa banyak banget orang Indonesia yang kuliah di Groningen dengan biaya sendiri (self-funded). Sebagai perbandingan, sewa apartemen studio di Groningen 500euro per bulan, di kota lain 650euro. Kalau sewa kamar biasa di Groningen 350euro sebulan, kota lain 500an euro.
Makan di cafe atau restoran di Groningen, 17euro udah ALL YOU CAN EAT. Di kota lain, AYCE mulai di harga 23euro.
Nih ya Pemerintah Belanda mensyaratkan setiap calon pelajar yang ke Belanda punya funding untuk living cost minimal 900euro per bulan. Di Groningen, kamu hidup foya-foya uang segitu (tanpa jalan-jalan ya). Di Amsterdam, kamu hidup ngepas uang segitu.
Udah deh, intinya secara finansial juga gak akan terlalu membebankan orang tua karena less likely kamu akan minta uang tambahan dari orang tua.
Salah satu makanan paling populer di Groningen: Hasret Spare Ribs (Halal)
90% Warga bisa Berbicara Bahasa Inggris
Selama 3 bulan aku disini, baru nemu sekali ada orang Groningen yang bilang dia gak bisa berbahasa Inggris. Udah berapa ratus orang Groningen yang berinteraksi denganku, dan cuma 1 yang gak bisa berbahasa Inggris.
Well, 90% atau bukannya aku gak tau sih, cuma kata sebuah studi sih memang hampir 90%.
Minusnya, kamu jadi gak harus 'terpaksa' belajar Bahasa Belanda. Plusnya, kamu gak perlu worry sama sekali dengan kendala bahasa karena semua orang welcome dengan pendatang dan mahasiswa.
Aku sempat kepo ke temanku, kok mereka jago banget bahasa Inggrisnya. Temanku simply say "We learn it from school". Well duh, us too, tapi kok yo gak jago ya kita. Masih menjadi misteri kenapa orang Indonesia gak bisa sebagus itu padahal kata temenku rata-rata orang Belanda gak ada yang les Bahasa Inggris, semua belajar di sekolah aja.
Salah satu sudut Groningen
Everything is within bike-distance
Di Groningen, lama tidaknya waktu tempuh dari suatu titik ke titik lain diitung pakai lamanya bersepeda. Karena, semua orang bersepeda. Tahu kan kalau ada lebih banyak sepeda di Belanda dibandingkan dengan jumlah orangnya?
Dan btw, tahu gak sih kalau Groningen itu best cycling city?
Enak deh, kemana-mana jadi gampang dan bebas polusi karena semua orang pakai sepeda. Gak perlu keluar uang buat train atau trem atau bus, asal mau naik sepeda aja! Semua jalan punya jalur dan rambu sepeda khusus. Setiap persimpangan jalan, sepeda punya traffic lightnya sendiri. Disini, you will more likely to have a bike accident than to have an 'actual' accident' wkwkkw. Saking banyaknya sepeda!
Jalan sepeda yang aku lewati kalau dari city center mau ke kampus
Parkiran Sepeda depan Academic Building
Buat orang Indo... banyak makanan Indonesia!
Kalau kalian di Belanda, kalian gak akan kangen Indonesia, penawar rindunya banyak banget. Disini banyak makanan Indonesia, bahan masakan Indonesia, orang Indonesia. Emang sih, banyakan di DenHaag karena KBRI kan disana. Tapi, Groningen adalah kota di Belanda yang paling banyak punya pelajar Indonesia nya!
Nah, teman-teman, aku harap kalian jadi lebih tertarik sama kota di utara Belanda ini. Pokoknya, aku jamin deh kalian bakal seneng belajar disini. Memang sih kita gak punya hiruk pikuk kota besar, wong toko tutup jam 5 hahahaha, tapi buat belajar, Groningen oke banget. Semua fasilitasnya lengkap. University nya top. Warganya juga sudah terbiasa dengan pelajar. Jadi, masukkan Groningen ke list tujuan studi mu ya!
rumah makan indonesia selain satehuis sama warung semarang ada lagi ga ya di groningen.
BalasHapusHai kak, thank you so much for sharing! Btw kak, kehidupan muslim, masjid, dll dsna gmn kak? Wish to read from you soon :) hehe blkgn lagi tertarik banget pingin lanjut master disana
BalasHapusHaiii! Terima kasih sudah bikin ini. Semoga saya bisa segera menyusul! :)
BalasHapus